Minggu, 15 Januari 2012

Seriawan

Seriawan (disebut pula sariawan) atau stomatitis aphtosa[1] adalah suatu kelainan pada selaput lendir mulut berupa luka pada mulut yang berbentuk bercak berwarna putih kekuningan dengan permukaan agak cekung. Munculnya Seriawan ini disertai rasa sakit yang tinggi.
Seriawan merupakan penyakit kelainan mulut yang paling sering ditemukan. Sekitar 10% dari populasi menderita dari penyakit ini, dan wanita lebih mudah terserang daripada pria.[2]
Ada beberapa faktor penyebab yang diduga menjadi penyebab munculnya seriawan, seperti luka tergigit, mengonsumsi makanan atau minuman panas, alergi, kekurangan vitamin C dan zat besi, kelainan pencernaan, kebersihan mulut tidak terjaga, faktor psikologi, dan kondisi tubuh yang tidak fit.
Seriawan di tempat yang sama selama dua minggu hingga satu bulan dapat dijadikan indikasi adanya kanker rongga mulut.[3]
Stomatitis Aphtous/Ulcer bukan hanya disebabkan karena kekurangan Vitamin C, namun sebaliknya SA dikenal disebabkan oleh alergi citrus atau alergi makanan yang mengandung asam, kondisi imun yang lemah, obat-obatan tertentu, trauma fisik (ataupun penggunaan gigi palsu baru), dsb.
Penyakit kekurangan vitamin C sendiri adalah Scurvy atau kegagalan proses sintesis kolagen yang ditandai dengan gusi mudah berdarah, pendarahan kulit (purpura) dsb.

[sunting] Referensi

Tekanan darah tinggi

Tekanan darah tinggi atau hipertensi adalah kondisi medis di mana terjadi peningkatan tekanan darah secara kronis (dalam jangka waktu lama). Penderita yang mempunyai sekurang-kurangnya tiga bacaan tekanan darah yang melebihi 140/90 mmHg saat istirahat diperkirakan mempunyai keadaan darah tinggi. Tekanan darah yang selalu tinggi adalah salah satu faktor risiko untuk stroke, serangan jantung, gagal jantung dan aneurisma arterial, dan merupakan penyebab utama gagal jantung kronis.

Daftar isi

 [sembunyikan

[sunting] Tekanan darah

Pada pemeriksaan tekanan darah akan didapat dua angka. Angka yang lebih tinggi diperoleh pada saat jantung berkontraksi (sistolik), angka yang lebih rendah diperoleh pada saat jantung berelaksasi (diastolik). Tekanan darah kurang dari 120/80 mmHg didefinisikan sebagai "normal". Pada tekanan darah tinggi, biasanya terjadi kenaikan tekanan sistolik dan diastolik. Hipertensi biasanya terjadi pada tekanan darah 140/90 mmHg atau ke atas, diukur di kedua lengan tiga kali dalam jangka beberapa minggu.

[sunting] Klasifikasi

Klasifikasi Tekanan Darah Pada Dewasa menurut JNC VII [1]
Kategori Tekanan Darah Sistolik Tekanan Darah Diastolik
Normal < 120 mmHg (dan) < 80 mmHg
Pre-hipertensi 120-139 mmHg (atau) 80-89 mmHg
Stadium 1 140-159 mmHg (atau) 90-99 mmHg
Stadium 2 >= 160 mmHg (atau) >= 100 mmHg
Pada hipertensi sistolik terisolasi, tekanan sistolik mencapai 140 mmHg atau lebih, tetapi tekanan diastolik kurang dari 90 mmHg dan tekanan diastolik masih dalam kisaran normal. Hipertensi ini sering ditemukan pada usia lanjut.
Sejalan dengan bertambahnya usia, hampir setiap orang mengalami kenaikan tekanan darah; tekanan sistolik terus meningkat sampai usia 80 tahun dan tekanan diastolik terus meningkat sampai usia 55-60 tahun, kemudian berkurang secara perlahan atau bahkan menurun drastis.
Dalam pasien dengan diabetes mellitus atau penyakit ginjal, penelitian telah menunjukkan bahwa tekanan darah di atas 130/80 mmHg harus dianggap sebagai faktor risiko dan sebaiknya diberikan perawatan.

[sunting] Pengaturan tekanan darah

Meningkatnya tekanan darah di dalam arteri bisa terjadi melalui beberapa cara:
  • Jantung memompa lebih kuat sehingga mengalirkan lebih banyak cairan pada setiap detiknya
  • Arteri besar kehilangan kelenturannya dan menjadi kaku, sehingga mereka tidak dapat mengembang pada saat jantung memompa darah melalui arteri tersebut. Karena itu darah pada setiap denyut jantung dipaksa untuk melalui pembuluh yang sempit daripada biasanya dan menyebabkan naiknya tekanan. Inilah yang terjadi pada usia lanjut, dimana dinding arterinya telah menebal dan kaku karena arteriosklerosis. Dengan cara yang sama, tekanan darah juga meningkat pada saat terjadi "vasokonstriksi", yaitu jika arteri kecil (arteriola) untuk sementara waktu mengkerut karena perangsangan saraf atau hormon di dalam darah.
  • Bertambahnya cairan dalam sirkulasi bisa menyebabkan meningkatnya tekanan darah. Hal ini terjadi jika terdapat kelainan fungsi ginjal sehingga tidak mampu membuang sejumlah garam dan air dari dalam tubuh. Volume darah dalam tubuh meningkat, sehingga tekanan darah juga meningkat.
Sebaliknya, jika:
  • Aktivitas memompa jantung berkurang
  • Arteri mengalami pelebaran
  • Banyak cairan keluar dari sirkulasi
Maka tekanan darah akan menurun atau menjadi lebih kecil.

Penyesuaian terhadap faktor-faktor tersebut dilaksanakan oleh perubahan di dalam fungsi ginjal dan sistem saraf otonom (bagian dari sistem saraf yang mengatur berbagai fungsi tubuh secara otomatis).
Perubahan fungsi ginjal
Ginjal mengendalikan tekanan darah melalui beberapa cara:
  • Jika tekanan darah meningkat, ginjal akan menambah pengeluaran garam dan air, yang akan menyebabkan berkurangnya volume darah dan mengembalikan tekanan darah ke normal.
  • Jika tekanan darah menurun, ginjal akan mengurangi pembuangan garam dan air, sehingga volume darah bertambah dan tekanan darah kembali ke normal.
  • Ginjal juga bisa meningkatkan tekanan darah dengan menghasilkan enzim yang disebut renin, yang memicu pembentukan hormon angiotensin, yang selanjutnya akan memicu pelepasan hormon aldosteron.
Ginjal merupakan organ penting dalam mengendalikan tekanan darah; karena itu berbagai penyakit dan kelainan pda ginjal bisa menyebabkan terjadinya tekanan darah tinggi.
Misalnya penyempitan arteri yang menuju ke salah satu ginjal (stenosis arteri renalis) bisa menyebabkan hipertensi.
Peradangan dan cedera pada salah satu atau kedua ginjal juga bisa menyebabkan naiknya tekanan darah.
Sistem saraf otonom
Sistem saraf simpatis merupakan bagian dari sistem saraf otonom, yang untuk sementara waktu akan:
  • meningkatkan tekanan darah selama respon fight-or-flight (reaksi fisik tubuh terhadap ancaman dari luar)
  • meningkatkan kecepatan dan kekuatan denyut jantung; juga mempersempit sebagian besar arteriola, tetapi memperlebar arteriola di daerah tertentu (misalnya otot rangka, yang memerlukan pasokan darah yang lebih banyak)
  • mengurangi pembuangan air dan garam oleh ginjal, sehingga akan meningkatkan volume darah dalam tubuh
  • melepaskan hormon epinefrin (adrenalin) dan norepinefrin (noradrenalin), yang merangsang jantung dan pembuluh darah.

[sunting] Gejala

Pada sebagian besar penderita, hipertensi tidak menimbulkan gejala; meskipun secara tidak sengaja beberapa gejala terjadi bersamaan dan dipercaya berhubungan dengan tekanan darah tinggi (padahal sesungguhnya tidak). Gejala yang dimaksud adalah sakit kepala, perdarahan dari hidung, pusing, wajah kemerahan dan kelelahan; yang bisa saja terjadi baik pada penderita hipertensi, maupun pada seseorang dengan tekanan darah yang normal.
Jika hipertensinya berat atau menahun dan tidak diobati, bisa timbul gejala berikut:
  • sakit kepala
  • kelelahan
  • mual
  • muntah
  • sesak napas
  • gelisah
  • pandangan menjadi kabur yang terjadi karena adanya kerusakan pada otak, mata, jantung dan ginjal.
Kadang penderita hipertensi berat mengalami penurunan kesadaran dan bahkan koma karena terjadi pembengkakan otak. Keadaan ini disebut ensefalopati hipertensif, yang memerlukan penanganan segera.

[sunting] Penyebab hipertensi

Hipertensi berdasarkan penyebabnya dibagi menjadi 2 jenis :
  1. Hipertensi primer atau esensial adalah hipertensi yang tidak / belum diketahui penyebabnya (terdapat pada kurang lebih 90 % dari seluruh hipertensi).
  2. Hipertensi sekunder adalah hipertensi yang disebabkan/ sebagai akibat dari adanya penyakit lain.
Hipertensi primer kemungkinan memiliki banyak penyebab; beberapa perubahan pada jantung dan pembuluh darah kemungkinan bersama-sama menyebabkan meningkatnya tekanan darah.
Jika penyebabnya diketahui, maka disebut hipertensi sekunder. Pada sekitar 5-10% penderita hipertensi, penyebabnya adalah penyakit ginjal. Pada sekitar 1-2%, penyebabnya adalah kelainan hormonal atau pemakaian obat tertentu (misalnya pil KB).
Penyebab hipertensi lainnya yang jarang adalah feokromositoma, yaitu tumor pada kelenjar adrenal yang menghasilkan hormon epinefrin (adrenalin) atau norepinefrin (noradrenalin).
Kegemukan (obesitas), gaya hidup yang tidak aktif (malas berolah raga), stres, alkohol atau garam dalam makanan; bisa memicu terjadinya hipertensi pada orang-orang memiliki kepekaan yang diturunkan. Stres cenderung menyebabkan kenaikan tekanan darah untuk sementara waktu, jika stres telah berlalu, maka tekanan darah biasanya akan kembali normal.
Beberapa penyebab terjadinya hipertensi sekunder:
  1. Penyakit Ginjal
    • Stenosis arteri renalis
    • Pielonefritis
    • Glomerulonefritis
    • Tumor-tumor ginjal
    • Penyakit ginjal polikista (biasanya diturunkan)
    • Trauma pada ginjal (luka yang mengenai ginjal)
    • Terapi penyinaran yang mengenai ginjal
  2. Kelainan Hormonal
  3. Obat-obatan
  4. Penyebab Lainnya
    • Koartasio aorta
    • Preeklamsi pada kehamilan
    • Porfiria intermiten akut
    • Keracunan timbal akut.

[sunting] Obat tradisional yang dapat digunakan

  • Teh Murbei [1]
  • daun cincau hijau
  • seladri (tidak boleh lebih 1-10 gr per hari, karena dapat menyebabkan penurunan tekanan darah secara drastis)
  • bawang putih (tidak boleh lebih dari 3-7 siung sehari)
  • Rosela [2]
  • daun misai kucing
  • minuman serai. teh serai yang kering atau serai basah(fresh) diminum 3 kali sehari. Dalam seminggu dapat nampak penurunan tekanan darah tinggi
dengan menambahkan air rebusan daun mannga kweni

Penyebab Diare dan Gejala Diare

Diare bukanlah penyakit yang datang dengan sendirinya. Biasanya ada yang menjadi pemicu terjadinya diare. Secara umum, berikut ini beberapa penyebab diare, yaitu:
  1. Infeksi oleh bakteri, virus atau parasit.
  2. Alergi terhadap makanan atau obat tertentu.
  3. Infeksi oleh bakteri atau virus yang menyertai penyakit lain seperti: Campak, Infeksi telinga, Infeksi tenggorokan, Malaria, dll.
  4. Pemanis buatan
rotavirusBerdasar metaanalisis di seluruh dunia, setiap anak minimal mengalami diare satu kali setiap tahun. Dari setiap lima pasien anak yang datang karena diare, satu di antaranya akibat rotavirus. Kemudian, dari 60 anak yang dirawat di rumah sakit akibat diare satu di antaranya juga karena rotavirus.
Di Indonesia, sebagian besar diare pada bayi dan anak disebabkan oleh infeksi rotavirus. Bakteri dan parasit juga dapat menyebabkan diare. Organisme-organisme ini mengganggu proses penyerapan makanan di usus halus. Dampaknya makanan tidak dicerna kemudian segera masuk ke usus besar.
Makanan yang tidak dicerna dan tidak diserap usus akan menarik air dari dinding usus. Di lain pihak, pada keadaan ini proses transit di usus menjadi sangat singkat sehingga air tidak sempat diserap oleh usus besar. Hal inilah yang menyebabkan tinja berair pada diare.
Sebenarnya usus besar tidak hanya mengeluarkan air secara berlebihan tapi juga elektrolit. Kehilangan cairan dan elektrolit melalui diare ini kemudian dapat menimbulkan dehidrasi. Dehidrasi inilah yang mengancam jiwa penderita diare.
Selain karena rotavirus, diare juga bisa terjadi akibat kurang gizi, alergi, tidak tahan terhadap laktosa, dan sebagainya. Bayi dan balita banyak yang memiliki intoleransi terhadap laktosa dikarenakan tubuh tidak punya atau hanya sedikit memiliki enzim laktose yang berfungsi mencerna laktosa yang terkandung susu sapi.
Tidak demikian dengan bayi yang menyusu ASI. Bayi tersebut tidak akan mengalami intoleransi laktosa karena di dalam ASI terkandung enzim laktose. Disamping itu, ASI terjamin kebersihannya karena langsung diminum tanpa wadah seperti saat minum susu formula dengan botol dan dot.
Diare dapat merupakan efek sampingan banyak obat terutama antibiotik. Selain itu, bahan-bahan pemanis buatan sorbitol dan manitol yang ada dalam permen karet serta produk-produk bebas gula lainnya menimbulkan diare.
Hal ini terjadi pada anak-anak dan dewasa muda yang memiliki kadar dan fungsi hormon yang normal, kadar vitamin yang normal dan tidak memiliki penyebab yang jelas dari rapuhnya tulang.
Orang tua berperan besar dalam menentukan penyebab anak diare. Bayi dan balita yang masih menyusui dengan ASI eksklusif umumnya jarang diare karena tidak terkontaminasi dari luar. Namun, susu formula dan makanan pendamping ASI dapat terkontaminasi bakteri dan virus.

Gejala Diare

Gejala diare atau mencret adalah tinja yang encer dengan frekuensi 4 x atau lebih dalam sehari, yang kadang disertai:
  • Muntah
  • Badan lesu atau lemah
  • Panas
  • Tidak nafsu makan
  • Darah dan lendir dalam kotoran
mekanisme diareRasa mual dan muntah-muntah dapat mendahului diare yang disebabkan oleh infeksi virus. Infeksi bisa secara tiba-tiba menyebabkan diare, muntah, tinja berdarah, demam, penurunan nafsu makan atau kelesuan.
Selain itu, dapat pula mengalami sakit perut dan kejang perut, serta gejal-gejala lain seperti flu misalnya agak demam, nyeri otot atau kejang, dan sakit kepala. Gangguan bakteri dan parasit kadang-kadang menyebabkan tinja mengandung darah atau demam tinggi.
Diare bisa menyebabkan kehilangan cairan dan elektrolit (misalnya natrium dan kalium), sehingga bayi menjadi rewel atau terjadi gangguan irama jantung maupun perdarahan otak.
Diare seringkali disertai oleh dehidrasi (kekurangan cairan). Dehidrasi ringan hanya menyebabkan bibir kering. Dehidrasi sedang menyebabkan kulit keriput, mata dan ubun-ubun menjadi cekung (pada bayi yang berumur kurang dari 18 bulan). Dehidrasi berat bisa berakibat fatal, biasanya menyebabkan syok.

Vertigo?

Vertigo adalah perasaan seolah-olah penderita bergerak atau berputar, atau seolah-olah benda di sekitar penderita bergerak atau berputar, yang biasanya disertai dengan mual dan kehilangan keseimbangan. Hal ini bisa berlangsung beberapa menit, sampai beberapa jam, bahkan hari. Penderita vertigo merasa lebih baik jika berbaring diam, namun demikian serangan vertigo bisa terus berlanjut meskipun penderita tidak bergerak sama sekali.
Sebenarnya gejala vertigo itu apa saja?
Gejala-gejala vertigo meliputi:
1. Pusing
2. Kepala terasa ringan
3. Rasa terapung, terayun
4. Mual
5. Keringat dingin
6. Pucat
7. Muntah
8. Sempoyongan waktu berdiri atau berjalan
9. Nistagmus
Gejala-gejala di atas dapat diperhebat dengan berubahnya posisi kepala.
Lalu, ada berapa macam vertigo itu?
Secara garis besar, ada dua, yaitu vertigo perifer dan vertigo sentral. Pembagian ini dimaksudkan untuk memberikan penatalaksanaan atau terapi yang tepat.
Vertigo Perifer
Vertigo perifer (peripheral vertigo) disebabkan oleh disfungsi struktur perifer hingga ke batang otak (brain stem). Beberapa kondisi yang dapat menyebabkan vertigo perifer antara lain:
1. Benign paroxysmal positional vertigo
2. Drug-induced vertigo (vertigo yang disebabkan oleh obat)
3. Labyrinthitis
4. Ménière’s disease
5. Vestibular neuritis
Penatalaksanaan
Untuk vertigo perifer, dokter akan memberikan antihistamin, antikolinergik, antiemetik, dan benzodiazepines.
Vertigo Sentral
Vertigo sentral (central vertigo) melibatkan proses penyakit yang memengaruhi batang otak (brain stem) atau cerebellum. Beberapa penyakit yang dapat menyebabkan vertigo sentral antara lain:
1. Acoustic schwannomas atau meningiomas
2. Cerebellar pontine angle tumors
3. Cerebellar infarction
4. Cerebellar hemorrhage
5. Vertebrobasilar insufficiency
Penatalaksanaan
Untuk vertigo sentral, dokter akan menyarankan Anda segera menemui dokter spesialis saraf (neurologist) dan juga ke dokter ahli bedah saraf (neurosurgeon) jika diperlukan
Lalu, apa sajakah perbedaan keduanya?
Nah, inilah beberapa hal yang membedakan vertigo perifer dengan vertigo sentral:
1. Vertigo perifer beronset akut (waktunya singkat atau serangannya cepat terjadi), sedangkan vertigo sentral beronset kronis atau perlahan (gradual). Dengan kata lain, durasi gejala pada vertigo perifer terjadi dalam hitungan menit, harian, mingguan, namun berulang (recurrent).
2. Penyebab umum vertigo perifer adalah infeksi (labyrinthitis), Ménière’s, neuronitis, iskemia, trauma, toksin. Penyebab umum vertigo sentral adalah vaskuler, demyelinating, neoplasma.
3. Intensitas vertigo perifer sedang hingga berat, sedangkan vertigo sentral ringan hingga sedang.
4. Mual (nausea) dan muntah (vomiting) umumnya terjadi pada vertigo perifer dan jarang terjadi pada vertigo sentral.
5. Vertigo perifer umumnya berhubungan dengan posisi (positionally related), sedangkan vertigo sentral jarang berhubungan dengan posisi.
6. Kehilangan pendengaran (hearing loss) hingga ketulian (deafness) umumnya terjadi pada vertigo perifer dan jarang terjadi pada vertigo sentral.
7. Tinnitus (telinga berdenging) seringkali menyertai vertigo perifer. Pada vertigo sentral, biasanya tidak disertai tinnitus.
8. Pada vertigo perifer tidak ada defisit neurologis. Defisit neurologis (neurologic deficits) umumnya terjadi pada vertigo sentral.
9. Sifat nystagmus pada vertigo perifer adalah fatigable, berputar (rotary) atau horisontal, dan dihambat oleh fiksasi okuler, sedangkan sifat nystagmus pada vertigo sentral adalah nonfatigable, banyak arah (multidirectional), tidak dihambat oleh fiksasi okuler.
Adakah obat yang dapat menyebabkan vertigo?
Ada. Beberapa obat yang dapat menyebabkan vertigo antara lain:
1. Golongan aminoglycosides
2. Furosemide
3. Golongan NSAIDs (nonsteroidal anti-inflammatory drugs), terutama indomethacin.
4. Agen sitotoksik, misalnya: cisplatin.
5. Antikejang (anticonvulsants), misalnya: phenytoin, carbamazepine,
dan ethosuccinate.
Dari pertanyaan Anda, kami temukan dua kalimat kunci “…merasakan bingung/mau jatuh setelah atau sedang mengendarai kendaraan bermotor” dan “rasanya sakit sekali”. Kemungkinan besar hal ini mengacu ke vertigo perifer. Namun sayang sekali Anda belum menyebutkan dengan lengkap: apakah juga disertai sensasi berputar, rasa seperti tuli atau kehilangan pendengaran, minimalnya pendengaran berkurang, rasa mual, mau muntah, sudah berapa lama/seberapa sering hal ini Anda alami (misalnya: sudah seminggu, sebulan, setahun), apakah Anda (rutin) mengonsumsi obat-obat tertentu sebelum mengendarai motor/mobil.
Lalu, bagaimana solusinya?
Saran kami, minum saja Antimo (nama obat, merk dagang) atau dimenhydrinate (nama obat, generik) dengan dosis 25 mg (1 tablet 50 mg), yaitu setengah tablet. Sebaiknya dikonsumsi setengah jam (30 menit) sebelum bepergian bila dipakai untuk mencegah vertigo. Perlu diperhatikan, bila mengendarai mobil, jangan sekali-kali menelan satu tablet utuh. Oh iya, untuk mendapatkan obat generik, sebaiknya berkonsultasi kepada dokter Anda terlebih dahulu.
Ikhtiar lainnya, cobalah untuk selalu berdoa sebelum dan setelah mengendarai motor/mobil, tidak mengendarai motor/mobil dalam keadaan mengantuk, saat akan mengendarai motor/mobil, usahakan tenangkan pikiran, rileks-kan tubuh sekitar 5 menit, perbanyak mengonsumsi buah dan sayur, suplemen vitamin E, tidak terburu-buru (kemrungsung –Jawa), batasi makan coklat.
Adakah terapi obat tradisonal (herbal) untuk vertigo?
Ada, yaitu: kayu manis (Cinnamoman burmani). Kayu manis mengandung minyak atsiri, safrole, sinamadehide, eugenol, tanin, damar, kalsium oksanat, dan zat penyamak. Sifatnya adalah hangat, pedas, wangi, dan sedikit manis.
Kayu manis Indonesia atau kayu manis China dapat dibeli di toko obat. Keduanya sama-sama berkhasiat. Untuk kayu manis China, dapat langsung diseduh dan diminum.
Ramuan untuk penderita vertigo:
1 jari kayu manis, 10 gram asam trengguli, 60 gram rambut jagung, dan 30 gram daun seledri, direbus dengan 600 cc air hingga tersisa 200 cc. Airnya disaring dan dinimum selagi hangat.
Ramuan lainnya: seibu jari kayu manis, 15 gram jahe merah, 5 gram biji pala, 5 butir kapulaga, 5 butir cengkih, dan 4 lembar daun sosor bebek. Rebuslah ramuan tersebut dengan 600 cc air hingga airnya tersisa 300 cc. Setelah itu, air rebusan disaring dan diminum.
Menurut, Prof. Hembing Wijayakusuma, kayu manis berkhasiat untuk penyakit asam urat, tekanan darah tinggi, maag, tidak nafsu makan, sakit kepala (termasuk vertigo), masuk angin, diare, perut kembung, muntah-muntah, gernia, susah buang air besar, asma, sariawan, sakit kencing, dan lain-lain. Selain itu, kayu manis memang memiliki efek farmakologis yang dibutuhkan dalam obat-obatan. Kulit batang, daun, dan akarnya dapat dimanfaatkan sebagai obat antirematik, peluruh keringat (diaphoretik), peluruh kentut (carminative), meningkatkan nafsu makan, dan menghilangkan sakit.
Bagaimana jika saran kami di atas belum berhasil?
Segeralah hubungi dokter spesialis saraf terdekat di kota Anda.
Demikian penjelasan dari kami, semoga bermanfaat.
Hormat Kami,

Penyakit Ginjal

engan berat hanya sekitar 150 gram atau sebesar kira-kira separuh genggaman tangan kita, ginjal memiliki fungsi sangat strategis dalam mempengaruhi kinerja semua bagian tubuh. Selain mengatur keseimbangan cairan tubuh, eletrolit, dan asam basa, ginjal juga akan membuang sisa metabolisme yang akan meracuni tubuh, mengatur tekanan darah dan menjaga kesehatan tulang.
Menurut ahli ginjal, penyakit ginjal disebut kronik jika kerusakannya sudah terjadi selama lebih dari tiga bulan dan lewat pemeriksaan terbukti adanya kelainan struktur atau fungsi ginjal.
Pada penyakit ginjal kronik terjadi penurunan fungsi ginjal secara perlahan sehingga terjadi gagal ginjal yang merupakan stadium terberat penyakit ginjal kronik. Jika sudah sampai stadium ini, pasien memerlukan terapi pengganti ginjal berupa cuci darah (hemodialisis) atau cangkok ginjal yang biayanya mahal.
Kenali Tanda-Tanda Penyakit Ginjal

Tanda-tanda penyakit ginjal sering tanpa keluhan sama sekali, bahkan tak sedikit penderita mengalami penurunan fungsi ginjal hingga 90 persen tanpa didahului keluhan. Oleh karena itu, pasien sebaiknya waspada jika mengalami gejala-gejala seperti, tekanan darah tinggi, perubahan jumlah kencing, ada darah dalam air kencing, bengkak pada kaki dan pergelangan kaki, rasa lemah serta sulit tidur, sakit kepala, sesak, dan merasa mual dan muntah.
Penyakit ginjal memang bukan penyakit menular, setiap orang dapat terkena penyakit ginjal, namun mereka yang memiliki faktor risiko tinggi seperti mereka yang memiliki riwayat darah tinggi di keluarga, diabetes, penyakit jantung, serta ada anggota keluarga yang dinyatakan dokter sakit ginjal sebaiknya melakukan pemeriksaan dini.
Ada beberapa jenis pemeriksaan yang bisa dilakukan untuk mengetahui kesehatan ginjal, salah satunya yang paling umum adalah pemeriksaan urin. Jika ada kandungan protein atau darah dalam air kencing tersebut, maka menunjukkan kelainan dari ginjal.
Atau bisa juga melakukan pemeriksaan darah guna mengukur kadar kreatinin dan urea dalam darah. Jika kadar kedua zat itu meningkat, menunjukan gejala kelainan ginjal. Sementara pemeriksaan tahap lanjut untuk mengenali kelainan ginjal berupa pemeriksaan radiologis dan biopsi ginjal. Biasanya pemeriksaan ini atas indikasi tertentu dan sesuai saran dokter.
Langkah Pencegahan Penyakit Ginjal
Gangguan ginjal bisa dicegah dengan berbagai cara, terutama dengan menerapkan gaya hidup sehat. Berhenti merokok, memperhatikan kadar kolesterol, kendalikan berat badan, menghindari kekurangan cairan dengan cukup minum air putih tidak lebih dari 2 liter setiap hari. “Minum air secara berlebihan justru akan merusak ginjal,” kata Dr.David Manuputty, SpBU dari RSCM Jakarta.
Selain gaya hidup sehat, lakukan pemeriksaan kesehatan tahunan pada dokter, mintalah pula agar urin Anda diperiksa untuk melihat adanya darah atau protein dalam urin. Yang tak kalah penting, berhati-hatilah dalam menggunakan obat anti nyeri khususnya jenis obat anti inflamasi non steroid.
Sumber: Dari Berbagai Sumber
Linked Posts: Penanganan Penyakit Ginjal | Batu Ginjal | Mengobati Gagal Ginjal | Batu Ginjal Hilang | Infeksi Ginjal | Propolis Stop Cuci Darah Gagal Ginjal | Apa Itu Propolis ? | Propolis Bagi Kesehatan | Melia Propolis

cantik-cantik PANU-an

PANU, atau di dunia medis disebut dengan bahasa aneh Pityriasis versicolor, merupakan infeksi jamur di permukaan kulit. Biasanya kumat-kumatan dan tak jarang tanpa keluhan (asimptomatis).
Penyakit ini disebabkan oleh Pityrosporum ovale.*jamur, aja lah*
up date ( koreksi oleh: Bu Lita )
FAKTOR PENCETUS
Udara panas dan lembab, kehamilan, pil KB, faktor genetik, pemakaian obat golongan steroid (antialergi anti-inflamasi, misalnya: prednison, deksametason, betametason, dan lain-lain)
Bukan karena JARANG MANDI semata lho, ada juga yang rajin mandi, rajin gosokan bahkan pakai antiseptik, handuk dan pakaian ganti tiap hari, toh tetap bisa terjangkit panu.
Tak jarang pula menghabiskan berbotol-botol obat oles anti jamur, eh masih nongol juga.
Di lain pihak, ada yang jaketnya bau, seminggu gak dicuci, jarang mandi, toh gak panu-an.
Mengapa ? Kembali ke faktor pencetus.
TANDA-TANDA
PANU kulit gelap Mudah koq, kasat mata. Biasanya gatal jika berkeringat. Bagi yang berkulit gelap, bercak warna putih, sedang bagi yang berkulit putih, bercaknya berwarna terang, kemerahan.
Kalau tambah banyak gimana dong?
Yah, paling-paling bergerombol membentuk kepulauan Indonesia.
PENGOBATAN
Obat Luar (topikal)
Krim Mikonazole nitrat 2% (misalnya: fungisol, interzol, ketomed, moladerm, mycoral, dll). Krim dioleskan pagi dan sore (sesudah mandi) dan diberikan jika bercak tidak luas. Jika luas seperti kepulauan Nusantara, dapat diberikan Mikonazole 2% dalam bentuk bedak, misalnya: daktarin, mycorine.
Lama pengobatan: sekitar 2-4 minggu *lama ya*
Catatan penulis:
Untuk bayi sebaiknya diberikan Mikonazole 2% dalam bentuk bedak, karena bentuk krim tak jarang menimbulkan rasa risih (lengket) sehingga bayi menjadi rewel.
Obat Minum (oral)
Ketokonasol tablet 200 mg (nama generik), diminum 1 tablet sehari, sesudah sarapan, selama 2 minggu (referensi lain menyebutkan 10 hari dan adapula yang menyebutkan 3-4 minggu)
Obat minum dapat diberikan bersama obat luar.
PERMASALAHAN
Penyakit ini sering kambuh. Menimbulkan bekas berwarna putih pada kulit yang terkena jamur setelah pengobatan.
Kadang sulit dibedakan dengan alergi. Padahal jika jamur ini diberi obat anti inflamasi golongan steroid, awalnya seolah membaik, tapi sebenarnya akan bertambah luas karena anti alergi anti-inflamasi golongan steroid tidak boleh diberikan (kontra indikasi) pada penyakit jamur.
Bagaimana jika infeksi jamur menimbulkan penyulit reaksi alergi ?
Inilah repotnya, dan pemberian obat kombinasi (anti-alergi dan anti-inflamasi bersama anti jamur) menuai kontroversi.
Menurut hemat penulis, prioritas pertama pengobatan jamur, setelahnya dilanjutkan dengan anti-alergi.
Permasalahan lain adalah anggapan bahwa setiap gatal diidentikkan dengan alergi dan celakanya diasumsikan dengan larangan berbagai makanan.
Realita di tempat layanan pengobatan, tak jarang kita mendengar larangan ini-itu karena keluhan gatal yang belum tentu alergi. Sedangkan alergi-pun belum tentu karena makanan.
Lebih jauh tentang alergi, sila tengok:
Artikel: alergi (1) dan alergi (2) oleh tukangkomentar.

ACNE VULGARIS


A.      PENGERTIAN
Agne adalah penyakit peradangan  kelenjar sebasea yang sering dijiumpai dan berkaitan dengan folikel rambut(unit pilosebasea).
Agne vulgaris adalah suatu penyakit radang menahun dari unit pilosebasea disertai penimbunan keratinin(penyumbatan kelenjar sebasea)
Agne vulgaris atau jerawat adalah merupakan kelainan volikuler umum yang mengenai folikel  pilosebasea(polikel rambut yang rentan dan sering ditemukan di daerah muka,leher,serta badan.
  

                Ada 2 jenis Agne yaitu:
a)      Agne meradang
Polikel tersumbat oleh sebum dan bakteri yang berpoliperasi dikaral akhirnya polikel mengalami rupture dan sebum bakteri keluar dari dermis dan menyebabkan peradangan jaringan dermis

              







b)      Pada agne non radang polikel tidak pecah tetapi tidak berdilatasi. Sebum mengalir ke permukaan kulit(black head).


B.      INSIDEN
Agne pada wanita berusia sekitar 20-40 an  dapat disebabakan oleh kosmetik dan pelembaba yang bahan dasarnya dari minyak dan dapat menimbilkan komedo. Faktor-faktor mekanik seperti mengusap atau menekan.

C.      ETIOLOGI
1)      Genetik Herediter
Faktor genetic ini berpengaruh pada besarnya aktivitas kelenjar sebasea dan dapat melibatkan anggota keluarga yang aman dengan agne berjaringan paru
2)      Sebum
Merupakan factor utama yang menentukan timbilnya penyakit ini.  Pengeluaran Seborhoe yang hanya disertai ddengan agne yang berat
3)      Diet
Makanan seperti lemak,kacang-kacangan,susu,keju, coklat dan sejenisnya
4)      Endokrin
Ardogen berperan penting pada timbulnya agne karena perangsangan aktivitas glardula sebasea dan mempengaruhi proses kreatinisasi
5)      Bakteri
*      Propionic Bakterium agne
*      Stanplylakkus epidermis
*      Pityrosporium ovale
6)      Iklim
Musim dingin dapat mempengaruhi kambuhnya agne sedangkan pada pada daerah t: ropis agne timbul apabila suhunya panas dan rendah
7)      Kosmetika  (bahan-bahan kimia)
Pemakaian kosmetika yang terus menerus dan dalam jangka waktu yang lama dapat menimbulkan timbulnya agne
8)      Psikis
Sterss,emosi, dan emosi dapat menyebabkan timbulnya agne
9)      Faktor gesekan, cubitan, tekenan dapat merangsang timbulnya agne yg disebut agne mekanik


D.      KLASIFIKASI
Klasifikasi yang dapat digunakan untuk menetapakan berat  ringannya agne vulgaris ialah klasifikasi yang didsarkan Overail,Garoding.
Menurutfillsovery dan kawan-kawan agne vulgaris dibagi atas 4 tingkat yaitu:
1)      Stadium 1: Komedo/ papel yang terbatas dimuka
2)      Stadium II: Masih terbatas dimuka, terdapat tanda radang
3)      Stadium III: Meluas ke dada dan punggung
4)      Stadium IV: “Conglobata” Kista berdekatan saling menyambung di bawah kulit

E.       GAMBARAN KLINIS
Pada tempat predileksi yaitu pada daerah seberhoe terdapat lesi yang khas yakni komedo.disertai lesi lain seperti papula,postula,nodular,kista dan agne konglobata
Pada seorang individu dapat timbul bermacam-macam lesi terdapat erupsi kulit berupa komedo,papula,modus dan kista dapat dapat disertai rasa gatal. Komedo adalah sebum yang kental dan padat. Pada wanita agne dapat meningkat sebelum ada periode haid sewaktu kadar estrogen rendah.

F.       PATOGENESIS
Dipengaruhi 4 faktor utama yaitu:
1)      Peningkatan ekskresi sebum
Hormon androgen yang meningkat pada masa  permulaan pubertas dapat menyebabkan pembesaran kelenjar dan peningkatan aktivitas kelenjar sebasea sehingga produksi sebum meningkat
2)      Penyumbatan saluran pilosebasea
Penyumbatan disini disebabkan oleh karena bentuk anatomi kelenjar sebasea yang mempunyai saluran keluar yang lebih kecil sehingga terdapat tahapan pengeluaran sebum yang mudah terjadi penyumbatan. Selain itu kerarinin disini lebih sulit terlepas sehingga saling melekat satu sama lain yang mempermudah terjadinya penyumbatan
3)      Perubahan  komposisi lemak permukaan kulit
Sebum mengandung trigliserida,sduaren dan ester malam. Bila sebum mengalir keluar melalui saluran pilosebasea,trigliserida dihidrolisis oleh enzim lipase yang dihasilkan olehpropionis bakteri menjadi asam  lemak bebas. Sguaten dan asam lemak bebas yang meningkat pada penderita agne ini bersifat komedogenik sehingga menambah keratinisasi dalam saluran pilosebasea
4)      Kolonisasi bakteri dalam folikel
Pada penderita agne dijumpai 3 macam  mikroorganisme berupa flora normal yaitu:
Ø  Cropionic bacterium agnes
Ø  Biapypocomusyabidermis
Pada agne yang paling berperan ternyata mikroflora tersebut oada kulit pada saluran pilosebasea penderita agne jauh lebih banyak bila dibandingkan dengan orang sehat.
G.     PENATALAKSANAAN
Tujuan dari pengobatan agne adalah untuk mengurangi proses peradangan kelenjar polisebasea sampai terjadi remisi spontan. Pengobatan agne dan kondisi-kondisi yang berkaitan dapat memperbaiki penampilan dan citra dari penderita dan dapat  mencegah jaringan parut akibar jerawat.
Pengobatan agne meliputi  penghentian memakai semua factor yang dapat memperberat atau mengeksaserbasi agne,seperti pemakaian make-up dank rim pelembab yang bahan dasarnya dari minyak. Pembersihan dan penggosokan wajah dengan sabun dapat melenyapkan minyak diperlukan kulit dan melepaskan beberapa komedo. Dianjurkan dengan memakai sabun seperti dial, pernox, postek, neutrogenadan desquam-X wash dan benzoil peroksida.
a.       Pengobatan topical
*      Bahan iritan: Resorsiral(1-5%), asam salsilat(3-5%),asam vitamin A (0,025-0,1%), sulfur(4-8%)
*      Anti Bakteri: Tetrsiklin1%, entromisin 1%, peroksida bentoil 5%
*      Lain-lain: Kortikosteroid kekutan ringan  sampai sedang dan etil laktat 10% dalam gliserin 5-10%
*      Vitamin A asam:Tertiroin:Retinoid acid dengankonsentrasi 0,025%-0,05% selama 8 minggu

 
Berfungsi untuk mengurangi pembentukan komedo, mengeluarkan isi komedo,mengurangi proses radang, meningkatkanperetrasi antibiotic topical dan oral.




b.      Benzal peroksida
Sifat obat ini sbb:            
*      Iritant
*      KeralitiK                                                          
*      Bakteriostatik
Berfungsi menurunkan asam lemak bebas, menekan agne danmempertebal resorbsi dari lesi yang meradang
Konsentrasi: 2,5%-5,2% dalam bentuk sel dapat mudah menembus sel sebasea indikasi agne bentuk papula dan postula konglobata
c.       Kombinasi tertinoin dan bensoxyl peroksida
Pada pemakaian kombinasi ini didapatkan semua efek yang sinergetik oleh karena tertinoin dapat mengakkibatkan peretrasi dari benzoyl peroksi.



d.      Khemikal ritasi
Berupa:
*      Sulfur preciputatum
*      Asam siusilat
*      Resorecira
Juga sering dipakai  untuk pengobatan agne dari bahan-bahan yang mempunyai sifat:
*      Feeling
*      Mengeringkan kulit karena mengurangi minyak permukaan kulit
*      Erytema peredaran darah meningkat  sehingga dapat mengurangi proses radang
e.      Antibiotik topical
Antibiotik yang sering dipakai adalah Tetrasiklin, Klinndamisin dan eritromycin. Indikasi: agne bentuk pustuladan agne bentuk meradang.
Obat ini dipilih karena:
*      Sinsitasi pada kulit sangat kecil
*      Untuk mencegah pengobatan sistemik antibiotika dalam jangka panjang
*      Mengurangi asam lemak bebas
*      Merambat leucocyt chemotaxis
f.        Sistemik
Berdasarkan pathogenesis agne vulgaris maka pengobatan ditunjukkan pada pemberian:
Ø  Hormon ekstrogen
Ø  Pil anti hamil
Ø  Anti androgen
Tujuan: Mengurangi produksi sebum
Indikasi : Penderita agne yang berat




                                                          
                                                               
                                                                                                                                                                                   
                                  perawatan diri kurang                                                                 di kembalikan ke organ target
Nyeri
 
                                    Iritasi di sekitar folikel rambut      kurangnya percaya diri                                              
                                                                                         dan prustasi terhadap
                                                                                         tampilan dirinya                                                  
Body image terganggu
                                         Menimbulkan perifelikulitis
Kurangnya Pengetahuan
 
                                                  
Kebersihan diri tidak terpenuhi
Self care Defisit : Mandi
                                                           















ASUHAN KEPERAWATAN
A.     PENGKAJIAN
a.       Integumen
Ø  Warna kulit
Ø  Ada postula
Ø  Bentuk agne menonjol
Ø  Terdapat bintik-bintik merah pada  wajah, punggung dan leher
Ø  Terdapat cairan berwarna putih
Ø  Kulit tampak berminyak
b.      Psikis
Ø  Klien tampak stress
Ø  Klien sering sering emosi
Ø  Klien bertanya tentang penyakitnya
c.       Hygiene
Ø  Klien mengatakan kurang mengetahui perawatan diri(kulit)
Ø  Kulit klien tampak kotor
d.      Interaksi social
Ø  Hilangnya aktivitas / keterlibatan  dalam lingkungan social
Ø  Klien mengatakan kurang percaya diri dalam bergaul
e.      Kenyamanan/ Nyeri
Ø  Klien mengeluh nyeri pada daerah terinfeksi
Ø  Tampak lesi pada muka,leher, dan punggung

B.     DIAGNOSA KEPERAWATAN
1.       Resiko terjadi penyebaran infeksi b/d pertahanan primer tidak adekuat
2.        Nyeri b/d proses peradangan
3.       Gangguan perubahan citra tubuh b/d keadaan luka
4.        Kurang pengetahuan b/d kurang informasi tentang penyakitnya
5.        Ansientas b/d kecacatan
6.       Kerusakan integritas kulit b/d kerusakan permukaan kulit

C.     RENCANA KEPERAWATAN

1.       Resiko terjadi penyebaran infeksi b/d pertahanan primer tidak adekuat
 Intervensi:
1.       Observasi keadaan luka pasien
2.        Gunakan tehnik septic dan aseptic selama perawatan luka
3.        Tekankan tehnik cuci tangan yang baik untuk setiap individu yang kontak dengan pasien
4.       Kolaborasi pemberian antibiotic
Rasional:
                1.  Mengetahui keadaan luka pasien
                2. Mencegah terpajan organism infeksi
                3. Mencegah kontaminasi silang dan menurunkan resiko penyebaran infeksi
                4. Antibiotic dapat membantu mengurangi penyebaran infeksi

2.       Nyeri b/d proses peradangan
 Intervensi:
                1. Observasi tingkat nyeri pasien(skala 0-10)       
                2.  Ajarkan pasien tehnik distraksi,relaksasi
                3.  Beri posisi yang nyaman
                4.  Kolaborasi pemberian analgetik
       Rasional:
                1.  Mengetahui derajat nyeri pasien
                2.  Distraksi relaksasi dapat membantu meringankan nyeri
                3.  Memberikan kenyamanan pada pasien sehingga dapat mengurangi nyeri
                4. Pemberian analgetik dapat membantu meringankan derajat nyeri pasien

3.         Gangguan perubahan citra tubuh b/d keadaan luka
   Intevensi:
                1. Observasi makna perubahan yang dialami oleh pasien
                2. Libatkan keluarga atau orang terdekat dalam perawatan
                3. Catat perilaku menarik diri : peningkatan ketergantungan.
      Rasional:
                1. Mengetahui perasaan pasien tentang keadaannya dan control emosinya
                2. Dukungan keluarga dan orang terdekat
                3. Dugaan masalah pada penilaian yang dapat memerlukan evaluasi lanjut


4.       Kurang pengetahuan b/d kurang informasi tentang penyakitnya
Intervensi:
              1. Diskusikan tentang perawatan kulit,contoh :penggunaan kosmetik
            2. Berikan HE tentang Higiene,pencegahan dan pengobatan penyakitnya
            3. Tekankan pentingnya mengevaluasi perawatan
Rasional:
           1. Meningkatkan perawatan diri setelah pulang dan kemandirian
           2. Meningkatkan pengetahuan pasien
           3. Dukungan jangka panjang continue dan perubahan terapi
5.       Ansientas b/d kecacatan
Intervensi :
            1. Observasi derajat ansietas pasien
            2. Informasikan pasien bahwa perasaannya normal
            3. Berikan kenyaman fisik, lingkungan tenag dan istirahat
Rasional:
           1. Mengetahui tingkat ansietas pasien sehingga dapat memberikan HE yang tepat
           2. Pemahaman bahwa perasaan normal dapat membantu pasien meningkatkan           beberapa perasaan kontrol emosi
          3. Rasa nyaman dapat meningkatkan relaksasi sehingga menurunkan  ansietas

6.       Kerusakan integritas kuli b/d kerusakan permukaan kulit
Intervensi :
                1. Obeservasi atau catat ukuran, warnadan keadaan kulit di ara sekitar luka
                2. Ubah posisi dengan sering
                3. Beri perawatan kulit sering agar tidak terjadi kering atau lembab
Rasional :
                1. Mengetahui perkembangan luka pasien dan kulit di sekitarnya
                2. Memperbaiki sirkulasi darah
                3. Terjadi kering / lembab dapat merusak kulit dan mempercepat kerusakan


D.     EVALUASI
 1. Resiko terjadinya penyebaran infeksi b/d  pertahanan primer tidak adekuat
                “tidak terjadi penyebaran infeksi akibat luka jerawat”
2.  Nyeri b/d proses peradangan
                “ Nyeri pasien dapat diatasi”
3.  Gangguan perubahan citra tubuh b/d keadaan luka
                “ pasien tidak lagi mengalami gangguan perubahan citra tubuh”
4.  Kurang pengetahuan b/d kurang informasi tentang penyakit
                “ Pasien mengetahui tentang hygiene, pencengahan dan pengobatan bekas jerawatnya”
5.  Ansietas  b/d kecacatan
                “ Ansietas pasien dapat diatasi”
6.   Kerusakan integritas kulit b/d kerusakan permukaan kulit
                “ Tidak terjadi kerusakan integritas kulit”






DAFTAR PUSTAKA
Dalimarta,1999.Agne vulgaris. Jakarta: EGC
Webster GF. Acne vulgaris and rosacea. Acne vulgaris dan rosacea. In: Rakel RA, ed. Conn's current therapy . Dalam: Rakel RA,. Terapi saat Conn ed. Philadelphia, PA: WB Saunders, 2002. Philadelphia, PA: WB Saunders, 2002.

Plewig G, Kligman AM. Acne morphogenesis and treatment . Plewig G, Kligman AM morfogenesis. Acne dan pengobatan. Berlin: Springer, 1975. Berlin: Springer, 1975.

Chandra,1998. Pengobatan Agne Vulgaris, Jakarta: PT. Gramedia.