A. PENGERTIAN
Agne adalah penyakit peradangan kelenjar sebasea yang sering dijiumpai dan berkaitan dengan folikel rambut(unit pilosebasea).
Agne vulgaris adalah suatu penyakit radang menahun dari unit pilosebasea disertai penimbunan keratinin(penyumbatan kelenjar sebasea)
Agne vulgaris atau jerawat adalah merupakan kelainan volikuler umum yang mengenai folikel pilosebasea(polikel rambut yang rentan dan sering ditemukan di daerah muka,leher,serta badan.
Ada 2 jenis Agne yaitu:
a) Agne meradang
Polikel tersumbat oleh sebum dan bakteri yang berpoliperasi dikaral akhirnya polikel mengalami rupture dan sebum bakteri keluar dari dermis dan menyebabkan peradangan jaringan dermis
b) Pada agne non radang polikel tidak pecah tetapi tidak berdilatasi. Sebum mengalir ke permukaan kulit(black head).
B. INSIDEN
Agne pada wanita berusia sekitar 20-40 an dapat disebabakan oleh kosmetik dan pelembaba yang bahan dasarnya dari minyak dan dapat menimbilkan komedo. Faktor-faktor mekanik seperti mengusap atau menekan.
C. ETIOLOGI
1) Genetik Herediter
Faktor genetic ini berpengaruh pada besarnya aktivitas kelenjar sebasea dan dapat melibatkan anggota keluarga yang aman dengan agne berjaringan paru
2) Sebum
Merupakan factor utama yang menentukan timbilnya penyakit ini. Pengeluaran Seborhoe yang hanya disertai ddengan agne yang berat
3) Diet
Makanan seperti lemak,kacang-kacangan,susu,keju, coklat dan sejenisnya
4) Endokrin
Ardogen berperan penting pada timbulnya agne karena perangsangan aktivitas glardula sebasea dan mempengaruhi proses kreatinisasi
5) Bakteri



6) Iklim
Musim dingin dapat mempengaruhi kambuhnya agne sedangkan pada pada daerah t: ropis agne timbul apabila suhunya panas dan rendah
7) Kosmetika (bahan-bahan kimia)
Pemakaian kosmetika yang terus menerus dan dalam jangka waktu yang lama dapat menimbulkan timbulnya agne
8) Psikis
Sterss,emosi, dan emosi dapat menyebabkan timbulnya agne
9) Faktor gesekan, cubitan, tekenan dapat merangsang timbulnya agne yg disebut agne mekanik
D. KLASIFIKASI
Klasifikasi yang dapat digunakan untuk menetapakan berat ringannya agne vulgaris ialah klasifikasi yang didsarkan Overail,Garoding.
Menurutfillsovery dan kawan-kawan agne vulgaris dibagi atas 4 tingkat yaitu:
1) Stadium 1: Komedo/ papel yang terbatas dimuka
2) Stadium II: Masih terbatas dimuka, terdapat tanda radang
3) Stadium III: Meluas ke dada dan punggung
4) Stadium IV: “Conglobata” Kista berdekatan saling menyambung di bawah kulit
E. GAMBARAN KLINIS
Pada tempat predileksi yaitu pada daerah seberhoe terdapat lesi yang khas yakni komedo.disertai lesi lain seperti papula,postula,nodular,kista dan agne konglobata
Pada seorang individu dapat timbul bermacam-macam lesi terdapat erupsi kulit berupa komedo,papula,modus dan kista dapat dapat disertai rasa gatal. Komedo adalah sebum yang kental dan padat. Pada wanita agne dapat meningkat sebelum ada periode haid sewaktu kadar estrogen rendah.
F. PATOGENESIS
Dipengaruhi 4 faktor utama yaitu:
1) Peningkatan ekskresi sebum
Hormon androgen yang meningkat pada masa permulaan pubertas dapat menyebabkan pembesaran kelenjar dan peningkatan aktivitas kelenjar sebasea sehingga produksi sebum meningkat
2) Penyumbatan saluran pilosebasea
Penyumbatan disini disebabkan oleh karena bentuk anatomi kelenjar sebasea yang mempunyai saluran keluar yang lebih kecil sehingga terdapat tahapan pengeluaran sebum yang mudah terjadi penyumbatan. Selain itu kerarinin disini lebih sulit terlepas sehingga saling melekat satu sama lain yang mempermudah terjadinya penyumbatan
3) Perubahan komposisi lemak permukaan kulit
Sebum mengandung trigliserida,sduaren dan ester malam. Bila sebum mengalir keluar melalui saluran pilosebasea,trigliserida dihidrolisis oleh enzim lipase yang dihasilkan olehpropionis bakteri menjadi asam lemak bebas. Sguaten dan asam lemak bebas yang meningkat pada penderita agne ini bersifat komedogenik sehingga menambah keratinisasi dalam saluran pilosebasea
4) Kolonisasi bakteri dalam folikel
Pada penderita agne dijumpai 3 macam mikroorganisme berupa flora normal yaitu:
Ø Cropionic bacterium agnes
Ø Biapypocomusyabidermis
Pada agne yang paling berperan ternyata mikroflora tersebut oada kulit pada saluran pilosebasea penderita agne jauh lebih banyak bila dibandingkan dengan orang sehat.
G. PENATALAKSANAAN
Tujuan dari pengobatan agne adalah untuk mengurangi proses peradangan kelenjar polisebasea sampai terjadi remisi spontan. Pengobatan agne dan kondisi-kondisi yang berkaitan dapat memperbaiki penampilan dan citra dari penderita dan dapat mencegah jaringan parut akibar jerawat.
Pengobatan agne meliputi penghentian memakai semua factor yang dapat memperberat atau mengeksaserbasi agne,seperti pemakaian make-up dank rim pelembab yang bahan dasarnya dari minyak. Pembersihan dan penggosokan wajah dengan sabun dapat melenyapkan minyak diperlukan kulit dan melepaskan beberapa komedo. Dianjurkan dengan memakai sabun seperti dial, pernox, postek, neutrogenadan desquam-X wash dan benzoil peroksida.
a. Pengobatan topical




Berfungsi untuk mengurangi pembentukan komedo, mengeluarkan isi komedo,mengurangi proses radang, meningkatkanperetrasi antibiotic topical dan oral.
b. Benzal peroksida
Sifat obat ini sbb:



Berfungsi menurunkan asam lemak bebas, menekan agne danmempertebal resorbsi dari lesi yang meradang
Konsentrasi: 2,5%-5,2% dalam bentuk sel dapat mudah menembus sel sebasea indikasi agne bentuk papula dan postula konglobata
c. Kombinasi tertinoin dan bensoxyl peroksida
Pada pemakaian kombinasi ini didapatkan semua efek yang sinergetik oleh karena tertinoin dapat mengakkibatkan peretrasi dari benzoyl peroksi.
d. Khemikal ritasi
Berupa:



Juga sering dipakai untuk pengobatan agne dari bahan-bahan yang mempunyai sifat:



e. Antibiotik topical
Antibiotik yang sering dipakai adalah Tetrasiklin, Klinndamisin dan eritromycin. Indikasi: agne bentuk pustuladan agne bentuk meradang.
Obat ini dipilih karena:




f. Sistemik
Berdasarkan pathogenesis agne vulgaris maka pengobatan ditunjukkan pada pemberian:
Ø Hormon ekstrogen
Ø Pil anti hamil
Ø Anti androgen
Tujuan: Mengurangi produksi sebum
Indikasi : Penderita agne yang berat
perawatan diri kurang di kembalikan ke organ target
Nyeri |
Iritasi di sekitar folikel rambut kurangnya percaya diri
dan prustasi terhadap
tampilan dirinya
Body image terganggu |
Kurangnya Pengetahuan |
Kebersihan diri tidak terpenuhi
Self care Defisit : Mandi |
ASUHAN KEPERAWATAN
A. PENGKAJIAN
a. Integumen
Ø Warna kulit
Ø Ada postula
Ø Bentuk agne menonjol
Ø Terdapat bintik-bintik merah pada wajah, punggung dan leher
Ø Terdapat cairan berwarna putih
Ø Kulit tampak berminyak
b. Psikis
Ø Klien tampak stress
Ø Klien sering sering emosi
Ø Klien bertanya tentang penyakitnya
c. Hygiene
Ø Klien mengatakan kurang mengetahui perawatan diri(kulit)
Ø Kulit klien tampak kotor
d. Interaksi social
Ø Hilangnya aktivitas / keterlibatan dalam lingkungan social
Ø Klien mengatakan kurang percaya diri dalam bergaul
e. Kenyamanan/ Nyeri
Ø Klien mengeluh nyeri pada daerah terinfeksi
Ø Tampak lesi pada muka,leher, dan punggung
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Resiko terjadi penyebaran infeksi b/d pertahanan primer tidak adekuat
2. Nyeri b/d proses peradangan
3. Gangguan perubahan citra tubuh b/d keadaan luka
4. Kurang pengetahuan b/d kurang informasi tentang penyakitnya
5. Ansientas b/d kecacatan
6. Kerusakan integritas kulit b/d kerusakan permukaan kulit
C. RENCANA KEPERAWATAN
1. Resiko terjadi penyebaran infeksi b/d pertahanan primer tidak adekuat
Intervensi:
Intervensi:
1. Observasi keadaan luka pasien
2. Gunakan tehnik septic dan aseptic selama perawatan luka
3. Tekankan tehnik cuci tangan yang baik untuk setiap individu yang kontak dengan pasien
4. Kolaborasi pemberian antibiotic
Rasional:
1. Mengetahui keadaan luka pasien
2. Mencegah terpajan organism infeksi
3. Mencegah kontaminasi silang dan menurunkan resiko penyebaran infeksi
4. Antibiotic dapat membantu mengurangi penyebaran infeksi
1. Mengetahui keadaan luka pasien
2. Mencegah terpajan organism infeksi
3. Mencegah kontaminasi silang dan menurunkan resiko penyebaran infeksi
4. Antibiotic dapat membantu mengurangi penyebaran infeksi
2. Nyeri b/d proses peradangan
Intervensi:
1. Observasi tingkat nyeri pasien(skala 0-10)
2. Ajarkan pasien tehnik distraksi,relaksasi
3. Beri posisi yang nyaman
4. Kolaborasi pemberian analgetik
Rasional:
1. Mengetahui derajat nyeri pasien
2. Distraksi relaksasi dapat membantu meringankan nyeri
3. Memberikan kenyamanan pada pasien sehingga dapat mengurangi nyeri
4. Pemberian analgetik dapat membantu meringankan derajat nyeri pasien
Intervensi:
1. Observasi tingkat nyeri pasien(skala 0-10)
2. Ajarkan pasien tehnik distraksi,relaksasi
3. Beri posisi yang nyaman
4. Kolaborasi pemberian analgetik
Rasional:
1. Mengetahui derajat nyeri pasien
2. Distraksi relaksasi dapat membantu meringankan nyeri
3. Memberikan kenyamanan pada pasien sehingga dapat mengurangi nyeri
4. Pemberian analgetik dapat membantu meringankan derajat nyeri pasien
3. Gangguan perubahan citra tubuh b/d keadaan luka
Intevensi:
1. Observasi makna perubahan yang dialami oleh pasien
2. Libatkan keluarga atau orang terdekat dalam perawatan
3. Catat perilaku menarik diri : peningkatan ketergantungan.
Rasional:
1. Mengetahui perasaan pasien tentang keadaannya dan control emosinya
2. Dukungan keluarga dan orang terdekat
3. Dugaan masalah pada penilaian yang dapat memerlukan evaluasi lanjut
Intevensi:
1. Observasi makna perubahan yang dialami oleh pasien
2. Libatkan keluarga atau orang terdekat dalam perawatan
3. Catat perilaku menarik diri : peningkatan ketergantungan.
Rasional:
1. Mengetahui perasaan pasien tentang keadaannya dan control emosinya
2. Dukungan keluarga dan orang terdekat
3. Dugaan masalah pada penilaian yang dapat memerlukan evaluasi lanjut
4. Kurang pengetahuan b/d kurang informasi tentang penyakitnya
Intervensi:
1. Diskusikan tentang perawatan kulit,contoh :penggunaan kosmetik
2. Berikan HE tentang Higiene,pencegahan dan pengobatan penyakitnya
3. Tekankan pentingnya mengevaluasi perawatan
Rasional:
1. Meningkatkan perawatan diri setelah pulang dan kemandirian
2. Meningkatkan pengetahuan pasien
3. Dukungan jangka panjang continue dan perubahan terapi
1. Diskusikan tentang perawatan kulit,contoh :penggunaan kosmetik
2. Berikan HE tentang Higiene,pencegahan dan pengobatan penyakitnya
3. Tekankan pentingnya mengevaluasi perawatan
Rasional:
1. Meningkatkan perawatan diri setelah pulang dan kemandirian
2. Meningkatkan pengetahuan pasien
3. Dukungan jangka panjang continue dan perubahan terapi
5. Ansientas b/d kecacatan
Intervensi :
1. Observasi derajat ansietas pasien
2. Informasikan pasien bahwa perasaannya normal
3. Berikan kenyaman fisik, lingkungan tenag dan istirahat
Rasional:
1. Mengetahui tingkat ansietas pasien sehingga dapat memberikan HE yang tepat
2. Pemahaman bahwa perasaan normal dapat membantu pasien meningkatkan beberapa perasaan kontrol emosi
3. Rasa nyaman dapat meningkatkan relaksasi sehingga menurunkan ansietas
Intervensi :
1. Observasi derajat ansietas pasien
2. Informasikan pasien bahwa perasaannya normal
3. Berikan kenyaman fisik, lingkungan tenag dan istirahat
Rasional:
1. Mengetahui tingkat ansietas pasien sehingga dapat memberikan HE yang tepat
2. Pemahaman bahwa perasaan normal dapat membantu pasien meningkatkan beberapa perasaan kontrol emosi
3. Rasa nyaman dapat meningkatkan relaksasi sehingga menurunkan ansietas
6. Kerusakan integritas kuli b/d kerusakan permukaan kulit
Intervensi :
1. Obeservasi atau catat ukuran, warnadan keadaan kulit di ara sekitar luka
2. Ubah posisi dengan sering
3. Beri perawatan kulit sering agar tidak terjadi kering atau lembab
Rasional :
1. Mengetahui perkembangan luka pasien dan kulit di sekitarnya
2. Memperbaiki sirkulasi darah
3. Terjadi kering / lembab dapat merusak kulit dan mempercepat kerusakan
Intervensi :
1. Obeservasi atau catat ukuran, warnadan keadaan kulit di ara sekitar luka
2. Ubah posisi dengan sering
3. Beri perawatan kulit sering agar tidak terjadi kering atau lembab
Rasional :
1. Mengetahui perkembangan luka pasien dan kulit di sekitarnya
2. Memperbaiki sirkulasi darah
3. Terjadi kering / lembab dapat merusak kulit dan mempercepat kerusakan
D. EVALUASI
1. Resiko terjadinya penyebaran infeksi b/d pertahanan primer tidak adekuat
“tidak terjadi penyebaran infeksi akibat luka jerawat”
2. Nyeri b/d proses peradangan
“ Nyeri pasien dapat diatasi”
3. Gangguan perubahan citra tubuh b/d keadaan luka
“ pasien tidak lagi mengalami gangguan perubahan citra tubuh”
4. Kurang pengetahuan b/d kurang informasi tentang penyakit
“ Pasien mengetahui tentang hygiene, pencengahan dan pengobatan bekas jerawatnya”
5. Ansietas b/d kecacatan
“ Ansietas pasien dapat diatasi”
6. Kerusakan integritas kulit b/d kerusakan permukaan kulit
“ Tidak terjadi kerusakan integritas kulit”
1. Resiko terjadinya penyebaran infeksi b/d pertahanan primer tidak adekuat
“tidak terjadi penyebaran infeksi akibat luka jerawat”
2. Nyeri b/d proses peradangan
“ Nyeri pasien dapat diatasi”
3. Gangguan perubahan citra tubuh b/d keadaan luka
“ pasien tidak lagi mengalami gangguan perubahan citra tubuh”
4. Kurang pengetahuan b/d kurang informasi tentang penyakit
“ Pasien mengetahui tentang hygiene, pencengahan dan pengobatan bekas jerawatnya”
5. Ansietas b/d kecacatan
“ Ansietas pasien dapat diatasi”
6. Kerusakan integritas kulit b/d kerusakan permukaan kulit
“ Tidak terjadi kerusakan integritas kulit”
DAFTAR PUSTAKA
Dalimarta,1999.Agne vulgaris. Jakarta: EGC
Webster GF. Acne vulgaris and rosacea. Acne vulgaris dan rosacea. In: Rakel RA, ed. Conn's current therapy . Dalam: Rakel RA,. Terapi saat Conn ed. Philadelphia, PA: WB Saunders, 2002. Philadelphia, PA: WB Saunders, 2002.
Plewig G, Kligman AM. Acne morphogenesis and treatment . Plewig G, Kligman AM morfogenesis. Acne dan pengobatan. Berlin: Springer, 1975. Berlin: Springer, 1975.
Chandra,1998. Pengobatan Agne Vulgaris, Jakarta: PT. Gramedia.
BalasHapusSemoga Bermanfaat,Terimakasih.!!!
https://goo.gl/e5XEZw